LucuSTIKER ELING LAN WASPODO OJO DUMEH GAMBAR SEMAR di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. Beli Lucu STIKER ELING LAN WASPODO OJO DUMEH GAMBAR SEMAR di ARKASTORE KING. Promo khusus pengguna baru di aplikasi Tokopedia! Download Tokopedia App. Tentang Tokopedia Mitra Tokopedia Mulai Arti 'PUTRA WAYAH KAKI Apa artinya “ PUTRA WAYAH KAKI “ ?P = Purwa = PersembahanU = Urip = HidupT = Tanduro = TanamlahR = Rohanimu = RohanimuA = Asor lan adil = Rendah hati dan adil Artinya Pemulaannya adalah hidup. Hidup bisa tentram bahagia dan berkecukupan, apabila ada rohaninya. Rohani yang ditanamkan harus dengan rasa rendah hati dan penuh = Wani = BeraniA = Anggauahi = MelaksanakannyaY = Yudha papa = TirakatA = Antuk nugrahaning = Mendapatkan anugrahH = Hyang = TuhanK = Kuwajiban = KewajibanA = Anggayahi = Melaksanakan / MelindungiK = Kawula alit = Rakyat kecilI = indhenging Bawana = SeduniaAnak cucu Kaki, harus berani bersusah payah tetapi tidak harus menderita dan terlunta-lunta hingga pada akhirnya akan mendapatkan kebahagiaan dan menyembah / persembahan kepada Tuhan , ada 3 hal, yaitu 1. ingat den percaya. Ingat belum tentu percaya dan percaya belum tentu Orang yang sudah ingat dan percaya, seharusnya bisa pasrah dan berserah diri dengan tulus ikhlas kepada Orang yang sudah bisa pasrah dan berserah diri dengan tulus ikhlas seharusnya berbakti dengan sepenuh hati.
Sebelummelakukan segala sesuatu, sebagai seorang Kejawen harus Eling lan Waspodo. Arti kekiniannya, kita harus selalu sadar dan konsentrasi pada apa yang kita akan lakukan. Tetapi arti yang sebenarnya, kita harus selalu ingat dengan Ghusti, dan bahwa segala sesuatu kejadian tidak lepas dari interaksi kita dengan segala sesuatu di sekitar kita
Eling itu sadar sebagai fungsi tertinggi dari angan2,dimana bayangan maya sudah mulai tersingkirkan layaknya embun yg dibias sinar mentari pagi………. Pada tahun 1980an, TVRI pada acara mimbar kepercayaan terhadap Tuhan YME. Pembicaranya sering menyebut kata ELING sehingga banyak yang menyebut nama beliau pak Eling, karena sering banget menyebut kata eling… hehehehehe ELING & WASPADA !!!!!!! Dua buah kata yang berisi pesan-pesan mendalam dan dianggap sakral. Namun tidak setiap orang mengerti secara jelas apa yang dimaksud kedua istilah tersebut. Sebagian yang lain hanya sekedar tahu saja namun kurang memahami makna yang tepat dan tersirat di dalamnya. Perlu kiranya mengulas sedikit uraian agar supaya mudah dipahami dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi pada saat bumi sedang bergolak banyak bencana dan musibah seperti saat ini. Keselamatan umat manusia tergantung sejauh mana ia bisa menghayati kedua peringatan tersebut dalam kehidupan sehari. Sikap eling ini meliputi pemahaman asal usul dimensi ketuhanan dan dimensi kemanusiaan. ELING DIMENSI KETUHANAN 1. Eling atau ingat, maksudnya ingat asal usul kita. Dari Tuhan dicipta melalui bapak dan ibu karena kehendak Tuhan sangkaning dumadi. Pemahaman ini mengajak kita untuk menyadari bahwa tak ada cara untuk tidak mengingkari penyebab adanya diri kita saat ini yakni Tuhan God. Jadi orang harus tahu dan sadar diri untuk selalu manembah kepada Hyang Mahakuasa. . 2. Eling maksudnya kita harus menjalani kehidupan didunia ini sebagai syarat utama yang menentukan kemuliaaan kita hidup di alam kelanggengan nantinya, di mana menjadi tempat tujuan kita ada di bumi paraning dumadi. Manembah bukan hanya dalam batas sembah raga, namun lebih utama mempraktekan sikap manembah tersebut dalam pergaulan sehari-hari kehidupan bermasyarakat. ELING DIMENSI KEMANUSIAAN 1. Keutamaan untuk eling sebagai manusia yang hidup bersama dan berdampingan sesama makhluk Tuhan. Instrospeksi atau mawas diri sebagai modal utama dalam pergaulan yang menjunjung tinggi perilaku utama lakutama yakni budi pekerti luhur, atau mulat laku kautamaning bebrayan. Dengan melakukan perenungan diri, eling dari mana dan siapa kita punya, kita menjadi, kita berhasil, kita sukses. Kita tidak boleh “ngilang-ilangke” atau menghilangkan jejak dan tidak menghargai jasa baik orang lain kepada kita. Sebaliknya, eling sangkan paraning dumadi, berarti kita dituntut untuk bisa niteni kabecikaning liyan. Mengerti dan memahami kebaikan orang lain kepada kita. Bukan sebaliknya, selalu menghitung-hitung jasa baik kita kepada orang lain. Jika kita ingat dari mana asal muasal kesuksesan kita saat ini, kita akan selalu termotifasi untuk membalas jasa baik orang lain pernah lakukan. Sebab, hutang budi merupakan hutang paling berat. Jika kita kesulitan membalas budi kepada orang yang sama, balasan itu bisa kita teruskan kepada orang-orang lain. Artinya kita melakukan kebaikan yang sama kepada orang lainnya secara berkesinambungan. 2. Eling bermakna sebagai pedoman tapa ngrame, melakukan kebaikan tanpa pamrih. Tidak hanya itu saja, kebaikan yang pernah kita lakukan seyogyanya dilupakan, dikubur dalam-dalam dari ingatan kita. Dalam pepatah disebutkan,” kebaikan orang lain tulislah di atas batu, dan tulislah di atas tanah kebaikan yang pernah kamu lakukan”. Kebaikan orang lain kepada diri kita “ditulis di atas batu” agar tidak mudah terhapus dari ingatan. Sebaliknya kebaikan kita “ditulis di atas tanah” agar mudah terhapus dari ingatan kita. 3. Eling siapa diri kita untuk tujuan jangan sampai bersikap sombong atau takabur. Selalu mawas diri atau mulat sarira adalah cara untuk mengenali kelemahan dan kekurangan diri pribadi dan menahan diri untuk tidak menyerang kelemahan orang lain. Sebaliknya selalu berbuat yang menentramkan suasana terhadap sesama manusia. Selagi menghadapi situasi yang tidak mengenakkan hati, dihadapi dengan mulat laku satrianing tanah Jawi ; tidak benci jika dicaci, tidak tidak gila jika dipuji, teguh hati, dan sabar walaupun kehilangan. WASPADA 1. Waspada akan hal-hal yang bisa menjadi penyebab diri kita menjadi hina dan celaka. Hina dan celakanya manusia bukan tanpa sebab. Semua itu sebagai akibat dari sebab yang pernah manusia lakukan sendiri sebelumnya. Hukum sebab akibat ini disebut pula hukum karma. Manusia tidak akan luput dari hukum karma, dan hukum karma cepat atau lambat pasti akan berlangsung. Sikap waspada dimaksudkan untuk menghindari segala perbuatan negatif destruktif yang mengakibatkan kita mendapatkan balasannya menjadi hina, celaka dan menderita. Misalnya perbuatan menghina, mencelakai, merusak dan menganiaya terhadap sesama manusia, makhluk, maupun lingkungan alam. 2. Waspada, atas ucapan, sikap dan perbuatan kita yang kasat mata yang bisa mencelakai sesama manusia, makhluk lain, dan lingkungan alam. 3. Waspada terhadap apapun yang bisa menghambat kemuliaan hidup terutama mewaspadai diri sendiri dalam getaran-getaran halus. Meliputi solah perilaku badan dan bawa perilaku batin. Getaran nafsu negatif yang kasar maupun yang lembut. Mewaspadai apakah yang kita rasakan dan inginkan merupakan osiking sukma gejolak rahsa sejati yang suci ataukah osiking raga gejolak nafsu ragawi yang kotor dan negatif. Mewaspadai diri sendiri berati kita harus bertempur melawan kekuatan negatif dalam diri. Yang menebar aura buruk berupa nafsu untuk cari menangnya sendiri, butuhnya sendiri egois, benernya sendiri. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita harus mewaspadai diri pribadi dari nafsu mentang-mentang yang memiliki kecenderungan eksploitasi dan penindasan adigang, adigung, adiguna. Dan nafsu aji mumpung ing ngarsa mumpung kuasa, ing madya nggawe rekasa, tutwuri nyilakani. 4. Waspada dalam arti cermat membaca bahasa alam nggayuh kawicaksananing Gusti. Bahasa alam merupakan perlambang apa yang menjadi kehendak Tuhan. Bencana alam bagaikan perangkap ikan. Hanya ikan-ikan yang selalu eling dan waspada yang akan selamat. 5. Esensi dari sikap eling dan waspada adalah berfikir, berucap, bersikap, bertindak, berbuat dalam interaksi dengan sesama manusia, seluruh makhluk, dan lingkungan alam dengan sikap keluhuran budi, arif dan bijaksana. Mendasari semua itu dengan “agama universal” yakni cinta kasih sayang berlimpah. Menjalani kehidupan ini dengan kaidah-kaidah kebaikan seperti tersebut di atas, diperlukan untuk menghindari hukum karma hukum sebab-akibat yang buruk, dan sebaliknya mengoptimalkan “hukum karma” yang baik. Hukum karma, misalnya seperti terdapat dalam ungkapan peribahasa ; sing sapa nggawe bakal nganggo, siapa menanam akan mengetam, barang siapa menabur angin akan menuai badai. Dalam kondisi alam bergolak, hukum karma akan mudah terwujud dan menimpa siapapun. Kecuali orang-orang yang selalu eling dan waspada. Karena kebaikan-kebaikan yang pernah anda lakukan kepada sesama, kepada semua makhluk, dan lingkungan alam sekitar, akan menjadi PAGAR GAIB yang sejati bagi diri anda sendiri. Memang itulah eling lan waspada, eling marang Gusti lan waspada marang awake dhewe, ingat kepada Tuhan dimanapun kapanpun dan sedang apapun ketika tidur duduk berdiri lebih2 ketika sakaratul maut, waspada terhadap diri sendiri dari setan yg paling halus atau sombong juga setan yg paling kasar yaitu manusia yg kesetanan….semoga ini bisa membuat sedulur2 utk lebih bisa mulat sarira satunggal sari rasa tunggal Eling marang KESADARAN akan suara-Kehendak URIP yang selama ini selalu MENGGENDHONG Raga kita kemana-mana. Eling menowo kito kedah TETEKEN URIP ing samubarang tumindak. Waspada marang GODA RENCONO kehendak RAGA yang selalu penuh TIPU DOYO kang TANPO KENAL TUWUK lan SEMARAH anggene Nggayuh KEMELIKAN DONYA BRONO. Terkait dengan ini, kita juga harus senantiasa melatih diri kita agar hati kita terbuka, untuk mengenal lebih baik diri sejati kita, agar dapat menggunakan “hati nurani” kita, yang merupakan anugrah yang luar biasa dari Tuhan kepada manusia. Hati nurani inilah yang sering disebut sebagai Percikan Illahi, Guru Sejati, sumber segala ilmu dan informasi yang jauh lebih hebat dari intuisi dan otak yang terbaik sekalipun. Akhir kata, eling dan waspada keduanya dapat dicapai secara sempurna, hanya melalui proses pembelajaran dalam rangka mendekatkan diri kita kepada Tuhan. Melalui latihan hati, memurnikan hati dengan membuang semua ego dan emosi negatif kita, yang menjadi kunci utama hubungan kita kepada Tuhan. Dan selalu berdoa kepada-Nya, sehingga kita dapat mengenal Diri Sejati kita, kita dapat menggunakan “hati nurani” kita yang merupakan Guru Sejati kita, yang akan memberi informasi terbaik bagi kita, yang jauh lebih hebat dari intuisi dan otak yang terbaik sekalipun. Suket godhong kayu watu bledheg cahya Kutu2 walang antaga Werjit cacing kang arupa gemremet Kang anak2 tanpa laki Kang gilig tanpa ngglintiri Kang manis tanpa nggulani Kabeh kang kumetip kang kesamadan dening Dzating Urip Dadya pangayomanku Sumber Kompasiana
OriginalSticker Stiker Gambar Karakter Wayang Kulit Semar Ojo Dumeh. Rp50. Kudu eling lan waspodo. Harga poster foto bingkai . ensiklopedia bebas 26 Apr 2020 — 17 06 2020 Semar Bodronoyo Kata Kata Bijak Jawa Semar Arti Petuah Eyang Semar Uwong Jawa 10 Pesan Bijak Kyai Semar Yang Menjadikan Motivasi ..
LihatJuga. Spiritualitas Kejawen Ilmu kesunyatan, wawasan dan pemahaman, penghayatan dan pengamalan oleh: PRANOTO, Tjaroko HP Teguh Terbitan: (2007) ; Trisila kejawen menguak misteri dari ojo dumeh, eling lan waspodo oleh: TJAROKO

PengertianWhatsapp Payment. 6/17/2020 10:02:00 AM faizarteta Teknologi No comments. Facebook resmi meluncurkan WhatsApp Payment fitur layanan pengiriman uang. Layanan WhatsApp Payment ini diluncurkan di Brasil, padahal selama ini Facebook melakukan uji coba layanan ini di India sejak tahun lalu dan sedang menunggu

. 116 321 30 138 408 178 117 359

arti ojo dumeh eling lan waspodo